Tulisan Siti Fatimah

Pengantar: Dalam era digital yang semakin maju, ancaman terhadap keamanan informasi dan data semakin berkembang. Salah satu bentuk serangan yang semakin populer adalah Twin Evil Attack. Dalam blogpost ini, kita akan menjelaskan apa itu Twin Evil Attack, bagaimana serangan ini bekerja, dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi diri dari ancaman ini. Apa itu Twin Evil Attack? Twin Evil Attack, juga dikenal sebagai Man-in-the-Middle Attack (MITM), adalah serangan di mana penyerang menempatkan dirinya di antara dua entitas komunikasi yang sah. Penyerang ini dapat secara rahasia memantau dan memanipulasi komunikasi yang terjadi antara kedua entitas tersebut. Serangan ini memungkinkan penyerang untuk mengakses informasi pribadi, seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data sensitif lainnya. Bagaimana Twin Evil Attack Bekerja? Penyerang mendapatkan akses ke jaringan atau perangkat yang digunakan oleh korban. Ini dapat dilakukan melalui teknik seperti serangan WiFi palsu ata

  Di era digital yang terus berkembang, keamanan data menjadi isu kritis yang harus diperhatikan oleh individu, perusahaan, dan organisasi. Ancaman terhadap keamanan digital semakin canggih dan kompleks, dengan munculnya malware baru yang mengintai untuk mencuri data berharga. Salah satu ancaman terbaru yang telah menarik perhatian para ahli keamanan adalah StealBit Malware. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tentang StealBit Malware, cara kerjanya, dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi diri dari serangan ini. Apa itu StealBit Malware? StealBit Malware adalah jenis perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk mencuri informasi sensitif dari sistem komputer yang terinfeksi. Nama "StealBit" merujuk pada kemampuannya untuk mencuri data menggunakan teknik yang sangat canggih. Malware ini dapat mengambil data seperti informasi login, kata sandi, data keuangan, dan informasi pribadi lainnya tanpa pengetahuan pengguna. Cara Kerja StealBit Malware: StealBit

  Sistem perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) telah menjadi bagian penting dari operasi bisnis modern. Dalam pengembangan aplikasi web ERP, penggunaan stored procedure SQL telah menjadi pilihan yang umum. Stored procedure adalah blok kode yang disimpan dalam database dan dapat dieksekusi secara berulang. Dalam blog post ini, aku akan menganalisis kelebihan dan kekurangan penggunaan stored procedure SQL pada pengembangan web ERP. Kelebihan Penggunaan Stored Procedure SQL pada Web ERP: Kinerja yang Meningkat: Stored procedure dapat meningkatkan kinerja aplikasi web ERP karena mereka dieksekusi di sisi server database. Dengan menggunakan stored procedure, query dapat dikompilasi dan di-cache untuk penggunaan berulang, mengurangi overhead jaringan dan meningkatkan waktu respons aplikasi. Keamanan yang Ditingkatkan: Stored procedure juga dapat meningkatkan keamanan web ERP. Mereka dapat diatur dengan hak akses yang sesuai, memungkinkan pengguna hanya mengakses fungsi-fungsi tertentu dar

  Google Colaboratory (atau biasa disingkat sebagai "Colab") yang dapat diakses pada link https://colab.research.google.com/ adalah platform yang dikembangkan oleh Google untuk membantu para peneliti dan praktisi data dalam menjalankan proyek-proyek pembelajaran mesin secara gratis dan mudah. Colab didesain untuk dapat mengakses sumber daya komputasi yang besar dan memudahkan proses kerja dengan menggunakan Python. Colab memudahkan pengguna untuk membuat, menjalankan, dan berbagi kode Python. Platform ini menyediakan lingkungan kerja Jupyter Notebook yang telah dikonfigurasi dengan berbagai paket populer yang digunakan dalam pembelajaran mesin, seperti TensorFlow, Keras, PyTorch, dan sebagainya. Selain itu, Colab juga mendukung integrasi dengan Google Drive dan Github, sehingga memudahkan pengguna untuk menyimpan dan berbagi kode mereka. Salah satu keuntungan utama menggunakan Colab adalah karena platform ini dapat mengakses sumber daya komputasi yang besar, seperti unit pem